Perjalanan Mudik 2008 : A long road to home


Mudik saya kali ini,saya lakukan hari Minggu 28 September 2008 dengan menggunakan KA ekonomi Mataramaja (Pasar Senen-Malang).
Loh kenapa gak naik KA eksekutif saja kan lebih nyaman?


Enggak ah.Ini salah satu bentuk protes saya terhadap harga tiket KA eksekutif yang melambung tinggi sampai lebih dari 100% padahal di saat-saat mudik lebaran harga yang kita bayar tidak akan sebanding dengan pelayanan yang kita dapat.Belum lagi tiket KA Eksekutif harus diperjuangkan dengan menginap dan mengantri di loket-loket penjualan. Nggak worth it lah pokoknya mah.

lalu kenapa harus Matarmaja?Saya sengaja memilih naik KA Matarmaja karena saya ingin mencoba kereta yang baru diresmikan presiden kita tiga hari sebelumnya.Lumayan,bisa ngerasain kereta yang masih kinyis-kinyis.Joknya pun masih terbungkus plastik.

Minggu,28 September ’08.

pukul 07.30

Tiba di stasiun Jatinegara.
Setelah membeli tiket,saya dan teman saya langsung menuju peron stasiun Jatinegara yang sudah dipenuhi oleh calon penumpang.Saking penuhnya,cukup sulit untuk mencari tempat duduk.Rencanannya saya dan teman saya akan ‘menghadang’ KA Matarmaja yang baru tiba dari Malang agar mendapat tempat duduk terlebih dahulu.

resize-of-dsc00370Suasana peron Sta. Jatinegara 28/09/08

FYI,stasiun Jatinegara (JNG) adalah pemberhentian pertama kereta dari arah Jawa Tengah dan Jawa Timur.Biasanya kereta-kereta itu menurunkan penumpangnya di JNG terlebih dahulu untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke akhir tujuan di stasiun Pasar Senen(PSE),Gambir(GMR),Jakarta Kota(JAKK) atau Tanah Abang(THB).

Selama menunggu di JNG sekitar pukul 09.30 WIB ada informasi dari pihak stasiun bahwa ada rintangan jalan di stasiun Manggarai (MRI).Rintangan jalan adalah istilah yang dipakai dalam dunia perkeretapaian untuk suatu kondisi seperti kereta anjlok dan lain sebagainya.
KA yang datang dari Jawa Tengah/Jawa Timur dan yang mengakhiri tujuan di GMR atau THB terpaksa dialihkan lewat jalur JNG-PSE-JAKK.Saya sempat berfikir ada apa gerangan di MRI?
Benar saja,tak lama kemudian ternyata saya dapat SMS dari keluarga di Surabaya bahwa di TV ada berita Argo Bromo Anggrek Pagi (GMR-Surabaya Ps. Turi) anjlok di MRI.And you know what?kereta yang anjlok ini adalah kereta yang tiketnya saya jual di postingan saya sebelumnya.Untuk yang sudah membeli tiket yang saya jual saya turut bersedih deh,sabar ya Pak.Jangan kapok naik kereta.

Well,tunggu punya tunggu ternyata KA Matarmaja baru datang dari Malang pukul 11.00 WIB.Jadi,praktis hampir 4 jam menunggu di stasiun Jatinegara.Kedatangan Mataramaja terlambat 3 jam dari jadwal seharusnya.Tapi tak mengapalah,yang penting bisa ngerasain kereta baru 🙂

tips 1 : Bagi anda yang tahun depan akan mudik dengan KA ekonomi tujuan Jateng/Jatim cobalah untuk menunggu kereta yang datang dari Jateng/Jatim di stasiun Jatinegara agar tidak berebutan dengan ribuan penumpang di stasiun PSE yang merupakan stasiun awal pemberangkatan KA ekonomi dan anda pun punya kesempatan untuk mendapat tempat duduk yang lebih besar.

pukul 11.05
Karena jalur 2 dan 3 di JNG penuh oleh kereta yang tertahan karena ada rintang jalan di MRI,Mataramaja masuk di jalur 5.

Dari kejauhan saya bisa lihat kereta berwarna hijau orange kinyis-kinyis itu pun datang mendekat.Sampai Matarmaja berhenti tepat di depan mata,saya tidak sempat memotretnya karena saya harus berkonsentrasi berjuang memasuki kereta bersaing dengan belasan orang lainnya yang tidak peduli dengan seruan pihak stasiun untuk mendahulukan penumpang yang turun terlebih dahulu.Maklum,ini kan musim mudik lebaran.Siapa cepat dia dapat.

Tidak begitu sulit untuk memasuki kereta ini.Sesaat kemudian saya sudah bisa duduk manis di kursi pilihan saya.Wow,kereta ini benar-benar baru.Hal ini bisa terlihat dari kebanyakan joknya masih terbungkus plastik dan kode di atas pintu kereta.Desain joknya pun baru dengan kualitas bahan pembungkus yang lebih bagus dan ketebalan jok yang pas sehingga terasa lebih empuk dari jok kereta ekonomi yang lawas.

resize-of-dsc00371

KA Matarmaja melintas dipo lok JNG menuju stasiun Pasar Senen

pukul 11.15
Matarmaja pun tiba di stasiun PSE,akhir perjalanan menuju Jakarta sekaligus awal perjalanan ke arah Malang.Ribuan penumpang yang akan menuju Madiun,Kediri,Tulungagung,Blitar dan Malang sudah siap menyambut di peron jalur 5 PSE.Sejurus kemudian mereka menyerbu masuk ke dalam kereta dengan membabibuta.Bahkan emergency window yang berada tepat di samping saya pun dibuka paksa dari luar.
Sejurus kemudian seorang wanita muda meloncat masuk ke dalam lewat jendela itu dengan agresifnya dan bukan salah saya dong kalau beberapa anggota tubuh mbak-mbak itu ada yang tersentuh dengan bagian tubuh saya 🙂
Setelah mbak-mbak tadi dibelakangnya menyusul seorang ibu-ibu yang nggak mau kalah.Nekat masuk melalui jendela di samping saya.Terpaksa saya ikut memegangi tangannya dan membantu ibu-ibu tersebut memasuki kereta.Benar-benar situasi yang kacau.
Karena gak mau keadaan semakin kacau dan gak mau lagi ada tangan,bo**ng,kaki,dan sepatu orang bersliweran di depan batang hidung saya akhirnya jendela darurat di samping saya segera saya tutup.
Dalam sekejap ribuan orang memenuhi KA Matarmaja yang kali ini berjumlah 12 rangkaian kereta.

resize-of-dsc00379Suasana di dalam kereta saat menunggu keberangkatan

Pukul 14.00
Setelah menunggu dalam sumpek dan pengapnya kereta yang dipenuhi penumpang di PSE selama kurang lebih 3 jam akhirnya Matarmaja diberangkatkan menuju Malang.Yes,akhirnya aku pulaang!

Pukul 15.30
Sampai di stasiun Cikampek.
Ternyata di stasiun ini selain banyak asongannya juga banyak anak-anak kecil usia sekolah berteriak-teriak dan menggedor-gedor badan kereta sambil berteriak setengah merengek dan menengadahkan tanggannya ke jendela penumpang ” Om,uangnya Om…………Oooom,Uangnya Om
Sungguh suatu budaya yang nggak terpuji nih.

resize-of-dsc00383
Di stasiun ini sempat ada kejadian dimana penumpang 2 baris di depan saya ditipu oleh pedagang nasi.Katanya nasi ayam ternyata isinya cuman nasi doang!!
Cikampek oh cikampek.

Pukul 17.55
Matarmaja mencapai daerah Jatibarang.Saat buka puasa pun tiba.Tidak banyak yang berpuasa di dalam kereta ini.Hal ini terbukti sepanjang perjalanan dari PSE-JNG sampai Jatibarang penuh dengan kepulan asap rokok.Aneh,mereka mudik untuk berLEBARAN tapi mereka tidak PUASA.Kalau alasannya karena sedang bersafar pun seharusnya mereka menghargai yang sedang berpuasa ya.
Beberapa orang yang berpuasa pun tampak berbuka dengan makanan dan minuman seadannya dan saling membagikan makanan kepada teman seperjalanan yang berbuka.

resize-of-dsc00387Buka bersama di kereta

Suasana hangat khas kereta ekonomi pun menjelma.Suasana yang tidak bisa kita dijumpai di moda transportasi lain apalagi pesawat atau KA eksekutif yang kebanyakan penumpangnya asyik dengan dirinya sendiri.Kondisi di dalam kereta yang sumpek dan badan yang mulai lelah pun menjadi tidak terasa.Perjalanan pun begitu menyenangkan dengan suasana kekluargaan ini.Seakan lupa bahwa perjalanan kereta ini mencapai Kediri,Blitar dan Malang harus ditempuh 15 jam lagi !!!

Pukul 18.45

Matarmaja mencapai stasiun Cirebon Prujakan.

resize-of-dsc00388

Sampai di stasiun Cirebon Prujakan

Karena perut belum diisi nasi sejak berbuka tadi maka saya memesan nasi bungkus dengan lauk tempe seharga 4 ribu rupiah.Di Cirebon Prujakan ini,selain asongan yang menjual nasi secara langsung ada juga ibu-ibu pemilik warung yang mendatangi jendela kereta dan menawarkan pemesanan nasi.”Mas,pesen nasi mas…ayo yang pesen nasi,pesen nasi

resize-of-dsc00389Nasi campur a la stasiun Cirebon Prujakan

Saya sengaja memilih memesan nasi di ibu-ibu pemilik warung tadi karena lebih aman daripada harus beli nasi bungkus di asongan karena saya punya pengalaman membeli nasi bungkus dari asongan di stasiun Cirebon Kejaksaan.Katanya nasi ayam tapi ternyata isinya hanya irisan tempe.Saat saya sadar dan ingin mengejar si mbak-mbak penjual yang kurang ajar itu ternyata dia sudah menghilang.
Pengalaman lain terjadi sewaktu pulang ke Surabaya dan ingin membeli oleh-oleh berupa sale bakar.Setelah dibuka di rumah ternyata di dalam kemasan sale itu terdapat potongan kardus yang disisipkan ke dalam kemasan yang membuat seakan-akan sale itu berisi banyak.
Oleh karena itu sampai saat ini Cirebon termasuk dalam black list saya dalam daftar pembelian nasi bungkus atau makanan lainnya dari asongan selama perjalanan dengan kereta api.

Tips 2 : Bila ingin membeli nasi di Cirebon baik Prujakan maupun Kejaksaan belilah dari warung yang ada di dalam stasiun dan jangan beli dari asongan karena lebih aman,lebih jelas dan tidak khawatir dapat “pepesan kosong”.

Pukul 19.00

Melintasi daerah Kanci sampai Losari yang sejajar dengan jalan raya Pantura.Para penumpang kereta pun boleh menepuk dada dan gembira karena di sebelahnya (jalan raya pantura) tampak kemacetan total yang panjang oleh kendaraan ke arah Jawa Tengah/Jawa Timur mulai pintu keluar tol Kanci sampai memasuki kota Brebes.Bahkan hari itu menurut Kompas ,perjalanan mobil/bus di jalur pantura Jakarta-Cirebon harus ditempuh dalam 19 jam!.Bandingkan dengan kereta yang hanya 3~4 jam saja.

resize-of-dsc00390

waduh,macet ya?maap ya,kita naik kereta tuh,wusss..wuss

Pukul 21.00
Matarmaja memasuki stasiun Pekalongan.Sempat memotret bangunan tua Dipo pekalongan yang tampak menyeramkan.Tapi sayang gak gape motret jadi blur deh 🙂

resize-of-dsc00395Pukul 22.00

Melintasi jalur berkelok-kelok di pinggir pantai antara Batang-Semarang.Penumpang pun lebih memilih terlelap dengan mimpinya masing-masing.Biar umpel-umpelan yang penting bisa tidur mas….

resize-of-dsc00402

Hmm,damainya…………………

Pukul 23.30
Sampai di stasiun Semarang Poncol

resize-of-dsc00406

Pukul 02.30
Sampai di stasiun Solo Jebres.

resize-of-dsc004111
Di stasiun ini lokomotif yang menarik KA Matarmaja mengalami masalah dan harus menunggu lok bantuan dari Solo Balapan.
Sesuatu yang tidak saya mengerti.Padahal selama perjalanan tidak terasa adanya gangguan.KA berjalan dengan kecepatan yang cukup cepat dan jalur Semarang-Solo pun bisa dilahap dalam waktu tiga jam,waktu yang normal untuk lintasan Semarang-Solo.
Di stasiun ini Matarmaja sempat disusul/disalip KA Gajayana (GMR-ML) dan Mutiara Selatan (BD-SGU).
Waktu tunggu yang katanya hanya 15 menit pun terlewati dan lok bantuan pun belum datang.Kesempatan ini saya gunakan untuk membeli nasi untuk santap sahur dan kemudian shalat subuh.
Hampir tiga jam lamanya menunggu,akhirnya lok bantuan CC201 XX milik Dipo Bandung datang dari Solo Balapan.
Senin,29 September 2008

Pukul 05.30
Setelah berhenti selama tiga jam akhirnya KA Matarmaja diberangkatkan kembali menuju Malang.Hari pun sudah mulai terang saat Matarmaja meninggalkan Solo dan baru beberapa kilometer meninggalkan Solo Jebres terdengar bunyi ‘plethak!!‘ di beberapa baris kursi penumpang di depan saya.
O’o ternyata ada orang barbar yang melempari kereta!
Tak disangka ternyata orang Solo bisa bertindak brutal juga.Akibat pelemparan batu ini satu buah kaca jendela KA Matarmaja yang baru berusia tiga hari sudah pecah karena ulah oknum yang tidak bertanggung jawab.Suatu yang sangat disayangkan.
Kereta yang melaju kencang akhirnya membuat saya ngantuk dan tertidur di lintasan Solo-Sragen dan terbangun kembali setelah memasuki perbatasan Jawa Timur.Ah..akhirnya nyampek Jawa Timur juga.

resize-of-dsc00414

Fajar menyingsing saat memasuki Jawa Timur,my homeland….

resize-of-dsc00415Hamparan sawah menghijau di jalur antara Paron-Madiun.


Pukul 07.00

Alhamdulillah.Akhirnya KA Matarmaja sampai di akhir perjalanan saya,stasiun Madiun.

resize-of-dsc00418

Tampak,pedagang pecel Madiun yang ternyata punya seragam resmi pun langsung menyerbu kereta yang dipenuhi penumpang yang kelaparan.Loh kok kelaparan?bukannya bulan puasa memang harus berlapar-lapar puasa ya?Auk ah.
Sesampainya di pelataran stasiun Madiun ternyata kita sudah ditunggu oleh keluarga teman saya yang sudah menunggu sejak pukul 02.30 tadi.Yah,karena apabila perjalanan berjalan normal biasanya Matarmaja memang sampai di stasiun Madiun pukul 02.30.
Saya dan teman saya pun sempat kena semprot karena tidak memberi tahu kalau keretanya telat karena mogok selama 3 jam di Solo.Apalagi alat komunikasi yang kita bawa tidak bisa dihubungi karena lowbatt.Hal ini membuat keluarga teman saya harus menunggu di stasiun Madiun berjam-jam dan dibela-belain tidak makan sahur.he..he.. ya maap mas.

resize-of-dsc00428Matarmaja meninggalkan Sta. Madiun.Balapan dengan mobil jemputan saya.

Tips 3 : Sebelum melakukan perjalanan sebaiknya pastikan baterai ponsel anda dalam kondisi penuh.

Pukul 07.15
Sampai di rumah teman saya yang berjarak kurang lebih 3 kilo dari stasiun Madiun.

Pukul 08.00
Setelah istirahat sebentar di rumah teman saya,saya pun melanjutkan perjalanan mudik saya ke Surabaya.Kali ini saya menggunakan moda angkutan bus.
Dan untuk koridor Madiun-Surabaya ini saya memilih untuk menggunakan jasa si raja jalanan asal Taman-Sidoarjo,penguasa jalur Jogja-Solo-Surabaya PP.Siapa lagi kalau bukan PO Sumber Kencono.
Karena benar-benar ingin naik Sumber Kencono (SK) beberapa bus yang lewat seperti Restu,AKAS,Jaya maupun Mira pun sengaja tidak saya stop dan memilih menunggu si SK lewat.

Pukul 08.08
Akhirnya si SK pun lewat dan saya pun naik bis SK bernopol W 6057 FU menuju Surabaya.

resize-of-dsc00433

Eh,ada pemandangan yang unik di daerah sebelum Caruban.Ternyata di sini juga ada frenchise restoran padang ‘Sederhana’.Tidak hanya di Jakarta,ternyata ‘Sederhana’ juga berekspansi sampai ke pelosok Madiun ini dan tak tanggung-tanggung restoran ‘Sederhana’ ini jauh lebih besar dari restoran ‘sederhana’ di dekat kosan saya di jl. Dewi Sartika ,Jakarta.(tidak sempat kepotret)
Setelah itu maka seperti biasa,entah mengapa setiap melakukan perjalanan Madiun-Surabaya begitu memasuki kawasan Caruban sampai kawasan hutan Saradan saya selalu tertidur.
Bangun-bangun,saya sudah sampai di terminal Nganjuk.Mulai dari kampungnya Eko Patrio ini saya sudah tidak bisa memejamkan mata lagi dan lebih memilih menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan.Perjalanan pun tak terasa sudah sampai di Kertosono,lalu kotanya si Ryan-Jombang dan kemudian Mojokerto.Di terminal Mojokerto saya sempat mengabadikan ‘bis kuning’ yang beberapa tahun lalu sering saya gunakan saat bekerja di Ngoro-Mojokerto dan Gempol-Pasuruan.

resize-of-dsc00435

Bis kuning,romantisme masa lalu…..

Pukul 11.00
Tak terasa akhirnya saya sampai di terminal Purabaya,Bungurasih-Surabaya.So,Madiun-Surabaya hanya ditempuh dalam waktu 3 jam.Lancar tanpa kendala.

resize-of-dsc00436

nih dia si raja jalanan Surabaya-Jogja yang saya naiki memasuki area kedatangan terminal Bungurasih.

Hmm,ada perasaan aneh setiap saya kembali ke kota asal.Rasa SENANG,ASING,CAPEK dan DEG_DEGAN akan bertemu keluarga semua tumbuh jadi satu.Mungkin hal yang sama dirasakan oleh perantau setiap pulang ke kampung halamannya masing-masing. Atau mungkin sayanya saja yang berlebihan ya? 🙂
Dari terminal Bungurasih saya naik bus kota P5 jurusan JMP.

resize-of-dsc004371Bunderan waru & CITO seakan berkata ” welcome to Surabaya ,Cak…”


Pukul 11.30

Alhamdulillah,setelah melalui perjalanan panjang dan melelahkan akhirnya saya sampai di rumah di Surabaya.
Hm,jadi pengen nyanyi……..

Another aeroplane
Another sunny place
I’m lucky, I know
But I wanna go home
Mmmm, I’ve got to go home

(Michael Buble – Home)

KALKULASI WAKTU TEMPUH DAN BIAYA MUDIK 2008

Lama perjalanan mudik dari Jakarta ke Surabaya (transit di Madiun)
Kosan-Stasiun Jatinegara(JNG) = 30 menit
menunggu kedatangan kereta di JNG = 4 jam
menunggu keberangkatan kereta di Pasar Senen (PSE) = 3 jam
PSE-Madiun(MN) = 17 jam (KA trouble di Solojebres 3 jam)
Transit di Madiun = 1 jam
Madiun-Surabaya = 3 jam
Total = +/- 28 jam ( such a long trip,huh?)

Biaya perjalanan mudik
Kosan-Jatinegara = Rp. 2500,-
Tiket KA Matarmaja tujuan Madiun = Rp. 42.000,-
Biaya konsumsi selama perjalanan = Rp. 15.000,-
Ongkos bus Madiun-Surabaya = Rp. 22.000,-
Bus kota Bungurasih-Pasar Loak = Rp. 4000,-
Angkot Ps. Loak-Rumah = Rp.3000,-
Total = Rp. 88.500,-

*foto-foto adalah koleksi pribadi.

3 Tanggapan

  1. Liputan perjalanane, keren cak ! Jadi pengen pulang mudik Lebaran lagi pake Brantas, hehe…

  2. thanks.
    mudiknya ke mana?Kediri ya mas?

  3. halow railfans …………….

Tinggalkan Balasan ke aditya ahmad fariza Batalkan balasan