Naik Busway Gandeng !


Ini adalah pengalaman perjalanan saya menggunakan busway gandeng untuk pertama kalinya di hari kedua peresmiannya.

Senin 09 Juni 2008

Sepulang kerja langsung menuju Gambir untuk berburu tiket pulang ke Surabaya tanggal 13 besok.Dari Cawang naik busway ke arah Kampung Melayu.Pukul 18.15 Sampai di halte Kampung Melayu langsung berebut menuju pintu transit arah Matraman-Senen-Ancol yang masih tertutup.Dan Wow, saya dikejutkan dengan tempelan pengumuman di pintu kacanya (maaf,kebetulan gak bawa kamera jadi belum sempat mengambil gambarnya).Pengumuman yang dicetak diatas kertas A4 itu kurang lebih berbunyi seperti ini ;

  1. Mulai tanggal 8 Juni 2008 BLU Transjakarta busway meluncurkan busway gandeng yang melayani koridor V Kp. Melayu-Ancol.
  2. Bagi penumpang yang akan menggunakan Busway Gandeng harap naik melalui pintu depan dan pintu belakang.Pintu tengah hanya untuk penumpang yang turun.
  3. Bagi penumpang yang ingin CEPAT dan AMAN diharapakan menggunakan bus single.

*Hah?busway gandeng sudah beroperasi?tanya saya dalam hati.

Ngomong-ngomong soal tempelan pengumuman di pintu kaca halte Kp. Melayu ada yang perlu dibahas yaitu untuk poin ke tiga yang pernyataanya agak membingungkan bagi beberapa orang.Kalau diperhatikan secara sekilas poin ke tiga bisa diartikan bahwa naik busway gandeng tidak cepat dan tidak aman.Tapi arti sebenarnya mungkin seperti ini ; karena busway gandeng masih baru mungkin banyak penumpang yang akan memilih naik busway gandeng daripada bus single.Nah,pengelola berharap penumpang tidak perlu memaksakan diri mengantri,berdesak-desakan hanya untuk menunggu busway gandeng.Penumpang tetap dipersilahkan menggunakan bus single yang sudah siap.Kalau yang tersedia di halte adalah bus single ya monggo naik saja jangan nggerombol di depan pintu halte karena cuman pengen nugguin busway gandeng.Selain norak dan kampungan hal itu bisa menyebabkan antrian semakin panjang.mungkin begitulah kira-kira maksudnya.Anyway,saat itulah saya baru tahu bahwa busway gandeng akhirnya dioperasikan setelah molor dari rencana sebelumnya,November 2007.

Setelah menunggu selama hampir 10 menit dan berpeluh keringat karena mengantri berdesak-desakan seperti kambing gembala yang harus masuk kandang akhirnya ada satu busway gandeng masuk halte.Tapi seperti yang sering terjadi.Alih-alih segera mengangkut puluhan penumpang yang mengantri berdesak-desakan di dalam halte eh..lha kok itu busway gandeng malah nyelonong dengan santainya melewati penumpang di dalam halte dan bablas menuju arah Kebon Pala.*Sialan!.

Maka kecewalah para penumpang yang sudah sejak lama berdiri berdesak-desakkan menunggu datangnya busway.Bahkan ada seorang bapak berkomentar kesal seperti ini “Ah percuma aja punya busway gandeng kalau gak mau ngangkut penumpang.Kalau di luar negeri tuh ya,yang namanya bus tuh pasti berhenti di halte mengangkut penumpang,gak peduli penumpangnya banyak atau sedikit !!!!”.Yah Pak,Indonesia dibandingin luar negeri.Tapi memang inilah salah satu penyakit transjakarta busway.Seringkali bus dialihkan atau langsung dijalankan tanpa mengangkut penumpang dan penumpang dibiarkan terlantar di halte.Cermin ketidakbecusan manajemen busway dalam mengatur dan mematuhi timetable perjalanan yang mereka buat sendiri.

Selang 2 menit di belakang busway gandeng yang nyelonong tadi datang lagi satu busway gandeng bernomor 57 yang berjalan pelan memasuki halte.Oh ya di bagian atas kaca depan dan kaca belakang belakang masing-masing busway ada tampilan nomor induk busway tersebut dari semacam papan lampu dot matrix.Busway gandeng ini seperti dua bus yang digandeng menjadi satu seperti kereta.Berwarna abu-abu bercampur hitam dengan kaca jendela yang lebar dan terdiri dari 3 pintu di masing-masing sisi.Pintudepan,tengah dan belakang.Penumpang sempat pesimis dan harap-harap cemas jangan-jangan yang satu ini seperti ‘temannya’ barusan yang langsung ngeloyor pergi.Tapi kecemasan penumpang tidak berlangsung lama.Akhirnya busway gandeng bernomor 57 berhenti di depan pintu tempat saya berdiri dan begitu pintu halte dan pintu busway dibuka,brhuuuulll…………………puluhan bahkan mungkin ratusan penumpang seperti kesetanan langsung berhamburan dan berebutan memasuki busway gandeng.

Saya yang kebetulan mengantri di barisan depan langsung mendapatkan tempat duduk.Dan hey, you know what ? kursinya terbuat dari plastik saudara-saudara!Lebih parah dari kursi busway koridor II~VII.Menurut perkiraan saya kursinya terbuat dari semacam plastik komposit berwarna campuran putih dan biru.Tidak lebih dari satu menit busway gandeng langsung dipenuhi manusia.Benar-benar padat.Mungkin seluruh penumpang yang menunggu di halte Kampung Melayu bisa diangkut busway gandeng ini.Dari tempat saya duduk saya perhatikan dari depan hingga bagian belakang busway tidak ada sisa ruang untuk berdiri bahkan hampir semua pegangan tangan di ceiling bus dipenuhi tangan -tangan penumpang yang berdiri,benar-benar padat!.Perkiraan kasar saya sekitar 180~200 orang berada dalam busway gandeng ini,gila!.

Busway gandeng akhirnya berjalan pelan meninggalkan halte Kampung Melayu menuju pemberhentian pertama,Kebon Pala.Tidak perlu waktu lama bagi saya untuk merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan busway gandeng ini.Ya,there is something not good with the bus suspension.Rasanya keras sekali.Tidak ada bedanya dengan suspensi metro mini.Sampai-sampai perut saya terasa mual dibuatnya.Suspensi busway gandeng jauh kalah empuk dan mak nyus dibandingkan dengan bus eks-Jepang milik PPD yang digunakan untuk rute Cililitan-Priok (43),Cililitan -Blok M (45) dan Cililitan-Grogol (46).Tapi ketika saya ingat bahwa busway gandeng ini didatangkan dari Cina (uh,bad choice !) saya agak memakluminya.

Ada yang menarik dalam perjalanan busway gandeng ini.Untuk menurunkan penumpang di halte-halte kecil seperti Kebon Pala,Slamet Riyadi,Tegalan dan lainnya,aturan yang mengharuskan penumpang turun menggunakan pintu tengah tidak berlaku.Penumpang bisa turun dan naik dari pintu depan atau belakang tapi untuk halte-halte yang lumayan besar seperti matraman 1 dan sentral senen aturan penumpang turun harus lewat pintu tengah tetap berlaku.

Tidak kurang dari 20 menit akhirnya busway gandeng sampai di halte sentral senen dimana saya harus turun untuk transit ke halte senen dan transfer ke busway koridor II (Pulo Gadung-harmoni) untuk selanjutnya turun di halte Gambir 1.Sampai sesaat sebelum meninggalkan busway gandeng saya masih penasaran mengapa saya merasakan getaran akibat buruknya suspensi bus di tempat duduk saya.Adakah saya duduk tepat diatas lokasi dimana roda depan berada?.Setelah keluar dari busway gandeng dan melihat ke arah tempat duduk yang saya tempati tadi ternyata tempat duduk saya berada kira-kira 2.5 m dari roda depan dan 1,5 m dari roda tengah.Tapi mengapa getarannya begitu terasa?Lalu bagaimana rasannya bagi penumpang yang kursinya tepat berada diatas sumbu roda?.Hanya dengan membayangkannya saja perut saya jadi kaku dan mual…uuegh 😦 .

Begitulah 20 menit pengalaman naik busway gandeng untuk pertama kalinya.Berikut ini ringkasan penilaian saya terhadap busway gandeng bermerk Huanghai ini.

plus :

  1. Kapasitas angkut besar ;180~200 penumpang.
  2. Jendela lebar.
  3. Eksterior bus keren.

minus :

  1. Suspensi buruk.
  2. Kursi plastik.
  3. Buatan Cina?.Saya tidak tahu dengan yang lainnya tapi somehow saya masih belum percaya dengan kualitas bus buatan cina ini.

Over all,saya beri nilai 3 ( skala 5) untuk busway gandeng ini.

Foto oleh ANTARA/Ismar Patrizki/mes/08.

Bonus; Maping Jalur busway hingga koridor 15 yang direncanakan hingga mencapai UI-Depok !!

8 Tanggapan

  1. Waw, keren bgt, saya kebetulan sering melewati kp.Melayu. Tapi saya belum pernah bertemu busway gandeng =(
    Sesekali saya ingin juga naik busway gandeng itu =)
    Sepertinya menyenangkan di Jakarta ada transportasi seperti halnya yg ada di luar negeri 😉

    Komen Saya;Mangga atuh kalau mau nyoba naik busway gandeng tapi bagi saya pribadi masih enakan busway biasa.Ya seperti yang sudah saya bahas sebelumnya,suspensi busway gandeng bikin sakit perut apalagi kalau melewati speed bumps (deretan polisi tidur kecil yang melintang dan diberi garis putih).duk..duk..duk..duk…duk.. mungkin begitulah bunyinya.Jangan membayangkan transportasi di Jakarta akan seperti di luar negeri.Attitude para penyelenggara transportasi dan penumpangnya sama-sama masih perlu diperbaiki.

  2. beautiful and cool bus. yang buat body-nya (karoseri) perusahaan mana ya? keren >.<

    Komen Saya ; kalo ga salah sih,ini bus sudah CBU alias turun dari kapal langsung ama bodynya.Sebenarnya sih,ini bus gandeng sudah harus beroperasi mulai november 2007 tapi masih ketahan di pelabuhan sampai hampir setengah tahun dan baru diluncurkan bulan lalu karena urusan pajaknya belum kelar.Biasalah,birokrasi Indonesia.Apalagi ini menyangkut bea cukai dan masalah pajak.hm…duit…duit.ngerti kaan?

  3. ah ayolah klo kursinya plastik itu juga dimana-mana sama gw naek MRT di singapore ato hongkong juga kursinya plastik, ngk nyaman2amat juga kok, emang gitu kali standar mass rapid transport di dunia, kita aja yang manja minta kursi empuk

  4. saya suka sekali naik busway karna kenyamanan sangat memuaskan
    hanya saja kebersihan,kestabilan pengemudi dan layakya bisway harus di perhatikan lagi

  5. uFEt7i Excellent article, I will take note. Many thanks for the story!

  6. Mampir pas Blogwalking gan… sekedar info, klo butuh info rute busway terutama koridor 2, silahkan mampir ke rute busway transjakarta koridor 2

  7. Pengalaman saya naik Busway banyak. Pada bulan Agustus pas Romadlon 1431 H, saya naik busway. Saya melihat bapak-bapak berumur sekitar 40 tahunan yang sedang menarik sebuah HP di kantong lelaki yang lagi asyik megang-megang ceweknya (jangan dicontoh, yaa). Bapap pnecopet itu turun di Halte Sentiong, Jakarta Pusat. Karena saya ingin niat meolong, maka saya beritahukan kepada Fronliner. Dan setelah tertangkap, maka dibawa ke Halte Senen. Namun Bapak pencopet itu akhirnya menangis karena diinterogasi…Kasih aja balon tuuuhhh..

  8. pusing nih kalo naik busway gandeng harus ke ancol dulu

Tinggalkan Balasan ke Wie Hong Batalkan balasan